cinta datang terlambat

Jumat, 13 Maret 2015

sikap guru terhadap siswa


Sikap siswa yang baik terhadap guru dan orangtua



SIKAP MURID TERHADAP GURU DAN ILMU

SIKAP MURID TERHADAP GURU DAN ILMU

      1.      MENGHORMATI GURU
Bagi seorang murid yang ingin mendapatkan ilmu dan ilmunya berguna suatu saat nanti maka murid harus menghormati guru serta taat kepadanya.
Menghormati guru merupakan hal yang paling penting diantara kewajiban lainnya, bahkan dapat dikatakan antara hormat  dan taat manakah yang di dahulukan, maka menghormati guru harus di utamakan.
Dengan kata lain menghotmati guru lebih penting dari pada mentaatinya. Suatu contoh, Ali suka mengambil kapur tapi dia sering berjalan lewat depan gurunya. Sikap Ali tersebut sudah bertentangan dengan tata krama sebagai seorang murid. Sebab Ali mengambil kapur dengan tujuan agar bisa keluar kelas sebagai alasan agar tidak dimarahi guru yang lain ketika ditanya, sepatutnya Ali juga harus lewat belakang atau lewat tempat yang berjauhan dari guru tersebut.
Contoh lagi, Adi Suka menghapus papan tulis tapi dia mengotori meja guru dan kursinya dengan debu kapur. Adi taat tapi tidak menghormat terhadap guru. Sikap adi yang benar adalah dia harus berhati-hati ketika menghapus jangan sampai debu kapur berterbangan mencemari udara.
Lalu siapakah guru itu? guru adalah orang yang memberikan ilmu walaupun hanya satu huruf saja .
Jadi siapa saja yang pernah mengajarimu walupun  hanya satau huruf saja maka dia bisa disebut guru. Maka janganlah meremehkan orang yang pernah mengajarimu, hormatilah selalu walaupun saat ini dia tidak mengajarmu. dia  tetap menjadi gurumu dan tidak bisa disebut bekas guru atau mantan guru. Walaupun saat ini murid tersebut sudah menjadi orang yang besar. dia harus tetap tawadlu’ terhadap guru karena sebab guru itulah murid menjadi orang yang “besar”

Diantara cara menghormati guru adalah:
      a.    Tidak memulai berbicara dengannya kecuali dengan izinnya
Jangan membuka pembicaraan terhadap guru. Sehingga guru tersebut yang mengajaknya berbicara atau mengizinkannya. Berbicaralah yang sopan dan rendah hati. Tidak boleh dengan suara keras apalagi berteriak. Jangan terlalu dekat atau terlalu jauh. Jangan membicarakan sesuatu yang kurang disenangi oleh guru, membuat tersinggung atau marah.

      b.   Tidak berjalan di depannya
Seorang murid harus meminta ijin terlebih dulu untuk lewat didepan guru, menundukkan badannya untuk menunjukkan sikap tawadlu’ terhadapnya. Atau berhentilah menunggu hingga ada jalan untuk lewat.
Sebaliknya jika guru sedang lewat seorang murid harus berdiri untuk memberi penghormatan, menunjukkan  sikap tawadlu’, bersikap tenang, tidak boleh menyapa, memanggil dan berbicara kecuali ucapan salam.
      c.    Membersihkan Tempat Duduk Dan Mejanya
      Meja guru harus selalu bersih dari segala kotoran atau debu, baik ketika guru sedang hadir ataupun tidak. Posisi tempatnya harus tertata rapi

      d.   Tidak menempati tempatnya
Seorang murid harus tahu tempat-tempat yang biasa ditempati guru. Jangan menempati tempat duduknya, duduk diatas kendaraannya atau memasuki ruangannya, jangan pula tiba-tiba duduk di sampingnya. berdiri atau lewat didepannya.
      e.    Tidak banyak bicara bersamanya
Berbicaralah yang penting saja jangan terlalu lama. Jangan berbicara tentang sesuatu yang tidak disenangi guru, menyinggung, menghina atau membuat marah
      f.     Tidak bertanya sesuatu tanpa izinnya
Jangan bertanya sebelum guru memberi kesempatan atau mempersilahkannya. Bertanya harus dalam keadaan tenang, jangan menanyakan sesuatu yang menyinggung atau membuat marah guru. Jangan pula bertanya sesuatu yang bukan ilmu. Atau bertanya dengan tujuan yang tidak baik.
      g.    Mentaati perintahnya
Jika diperintah guru harus segera melaksanakan tanpa harus menunda-nunda atau berpikir untuk menyusun alasan. Demikian juga ketika dipanggil harus segera memenuhi panggilannya tidak boleh “menoleh” kanan kiri lebih dahulu, bertanya-tanya  atau berpura-pura tidak tahu
      h.   Menghormati segala sesuatu yang berhubungan dengan guru.
Seperti keluarganya, anak, istrinya dan barang-barangnya. Seorang murid harus menghormati anaknya sebagaimana menghormati guru walaupun anaknya masih kecil. Jangan pula menyentuh, bermain dengan barang-barang miliknya apalagi mengambil tanpa izinnya.
      i.     Tidak mengetuk pintu, tetapi harus bersabar hingga keluar dengan sendirinya
Seorang murid tidak boleh bertamu pada waktu istirahat atau tidur. Artinya ketika bertamu murid harus mencari waktu yang tidak mengganggu guru. Dan  harus mengucap salam. Jika sampai tiga kali salam tersebut tidak terjawab, maka dia harus kembali. Dan tidak boleh mengetuk pintunya sehingga guru tersebut keluar dengan sendirinya.
Alhasil segala sikap murid harus berada dalam ridlo guru dan selalu tawadlu’ terhadapnya. Guru akan selalu mendoakan agar ilmunya bermanfaat dan menjadi orang yang berguna. Karena doa guru terhadap muridnya seperti doa nabi terhadap umatnya, yakni terkabul. Tapi sebaliknya jika murid tidak mendapat ridlo gurunya, selalu melanggar tata krama maka sulit bagi murid untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat.










1. Berbicara kepada kedua orang tua itu harus dengan sopan, santun dan lembut. Tidak boleh mengatakan “AH!”, UH!, Cis!, atau yang semisal kata-kata tersebut. Begitu pula dengusan nafas sebagai bentuk ketidaksukaan terhadap sikap atau perintah orang tua. Jangan berkata kepada mereka dengan perkataan yang keras seperti membentak dan menghardik. Berkatalah kepada mereka dengan ucapan yang baik dan menyenangkan hati keduanya.
2. Selalu taat kepada semua perintah orang tua. Selama mereka tidak memerintahkan hal-hal yang mengandung unsur dosa dan maksiat. Bila mereka memerintahkan berdosa, menolak pun harus dengan lemah lembut dan penuh pengertian. Bila memerintah hal yang baik harus segera dikerjakan meski sedang sibuk melakukan sesuatu. Sebagaimana dicontohkan oleh seorang ulama besar yang sedang memberikan ceramah di hadapan ribuan orang. Lalu ada seseorang datang dan berbisik bahwa ibunya memerintahkan ulama tersebut pulang sebentar untuk memberi makan ayam. Maka sang ulama meminta izin pada jama’ah untuk pulang memberi makan ayam seperti yang ibunya perintahkan. Setelah ibunya puas, ulama tadi kembali ke mimbar dan meneruskan ceramahnya.
3. Jangan memasang wajah yang cemberut, jangan melotot dan bermuka masam bila berhadapan dengan keduanya. Bila ada hal yang tidak kita sukai dari mereka, bersabarlah, tarik nafas dalam-dalam dan tersenyumlah. Ingatlah, ribuan sikap dan kelakuan kita sejak lahir hingga dewasa yang sering merepotkan orang tua. Namun mereka tetap sabar terhadap anak-anaknya.
4. Berusaha sekuat tenaga untuk menjaga nama baik orang tua. Bila ada yang mencemarkannya segera bersihkan dan bela. Jagalah harta benda mereka serta jangan mengambil tanpa seizin mereka meskipun hanya satu rupiah. Sedangkan bila orang tua mengambil harta benda kita, kita mesti ikhlas. Karena sejatinya anak dan harta bendanya adalah milik orang tua sebagaimana yang Nabi Muhammad SAW jelaskan dalam haditsnya.
5. Ringankanlah beban mereka. Bantu pekerjaan rumahnya. Layani mereka sebaik-baiknya. Tulang mereka telah rapuh membesarkan kita dahulu. Kulitnya telah keriput, uban di rambut semakin banyak. Balaslah kebaikan mereka meskipun kita tak akan mampu membalas jasa mereka.
6. Bermusyawaralah dengan kedua orang tua terhadap persoalan yang kita hadapi atau keputusan yang akan kita ambil. Bila terjadi perselisihan pendapat, mintalah maaf kepada keduanya dan mohon restu dan ridhanya.
7. Bila ayah atau ibu memanggil segeralah menjawab panggilannya dengan wajah yang cerah dan dengan suara yang enak didengar oleh mereka. Jawablah panggilannya meskipun sedang shalat sunnah.
8. Hormati sahabat dan teman-teman orang tua. Baik ketika mereka masih hidup dan sesudah orang tua meninggal. Bila perlu berbuat baiklah kepada para sahabat orang tua sebagaimana orang tua kita berbuat baik pada teman-temannya.
9. Berusaha sebisa mungkin agar jangan membantah ucapan mereka. Jangan menyalah-nyalahkan dan merendahkan mereka. Jangan mencemooh kesalahan mereka. Usahakan tetap sopan dan menjelaskan kesalahan dengan sikap yang benar.
10. Dengarlah ucapan dan nasehat mereka dengan sungguh-sungguh. Jangan menunjukkan sikap bosan meski nasehat yang mereka sampaikan itu-itu saja.

Sabtu, 24 Januari 2015

beach


Pantai yang berada di wilayah Desa Tasik Madu, Kecamatan Watulimo sekitar 48 km arah selatan Kota Trenggalek ini, selain sebagai sarana wisata pantai ini juga dikenal dengan Pelabuhan Penangkapan Ikan (PPI) terbesar di pantai selatan Pulau Jawa. Hasil tangkapan ikannya pun sangat besar, karena relative masih segar maka rasanya sangat enak. Pantai Prigi yang berjarak sekitar 40 km dari Jantung Kota Tulungagung  dan 48 km dari Jantung Kota Trenggalek ini, bisa sampai ke tempat ini pengunjung dapat menempuh melalui jalur utara atau selatan. Bila melalui rute jalur utara berarti dari Tulungagung–Gondang–Durenan–Bandung–Prigi. Sedang lewat jalur selatan, Tulungagung-Boyolangu-Campurdarat–Bandung-Prigi, dan jalan menuju ke pantai ini semua kondisinya sangat bagus.

 Fasilitas yang tersedia Kawasan Pantai Prigi juga dilengkapi berbagai fasilitas wisata seperti: bumi perkemahan yang teduh, hotel dengan auditorium, rumah makan, serta lapangan tenis tempat parkir sangat luas. Kalau pengunjung ingin berlama-lama atau bermalam di pantai prigi, maka pengunjung pun bisa menginap di terdekat yang terletak di bibir pantai namanya Hotel Prigi. Tarifnya pun sangat terjangkau hanya Rp 240,000,-, dengan fasilitas: kamar ber-AC, TV, welcome drink, sarapan pagi, 2 double bed, ruang tamu dan teras dengan pemandangan ke taman yang asri. Sehingga, pengunjung terasa nyaman dan damai seperti berada di rumah sendiri, karena kesannya lapang dan enak untuk melepaskan lelah.

Jarak Hotel dengan pantai yang begitu dekat, sehingga dari pelataran Hotel, masih terdengar suara debur ombak yang datang silih berganti memecah pantai. Di pinggir pantai yang dibatasi dengan pasir berwarna putih, banyak berdiri warung-warung makanan dan minuman serta cafe yang berderet dan berjajar dengan rapi. Menunya pun cukup beragam. Mulai dari aneka seafood, nasi, mie goreng, soto, bakso, pecel dan lainnya.